Teknologi ibaratnya
seperti pedang bermata dua. Satu sisi dari pedang dapat digunakan untuk
keperluan yang bermanfaat dan satu sisinya lagidapat mengakibatkan hal yang
negatif. Manfaat teknologi di dalam sistem informasi sudah tidak diragukan lagi
karena mempunyai peran membantu organisasi beroperasi dengan efisien, efektif
dan kompetitif. Pada saat yang sama teknologi memberikan manfaat yang positif,
teknologi di dalam sistem informasi dapat juga menyebabkan permasalahan etika
dan politik di organisasi.
Permasalahan
etika muncul karena kegiatan yang berhubungan nya adalah legal atau belum
diatur dalam hukum yang ada. Jika permasalahan yang ada tidak legal, maka
permasalahan etika tidak akan muncul karena yang muncul adalah permasalahan
hukum. Permasalahan politik akan muncul di organisasi pada saat informasi
sangat dibutuhkan dan dapat merubah posisi kekuasaan dan kekuatan (power) yang
dimiliki oleh individu-individu di dalam organisasi. Permasalahan politik
informasi yang terjadi juga perlu dikelola dengan baik. Kegagalan mengelola
politik informasi membuktikan bahwa organisasi tersebut akan gagal menerapkan
sistem informasinya.
ETIKA
DI SISTEM INFORMASI
Etik
(ethic)adalah
prinsip-prinsip yang berhubungan dengan perbuatan benar atau salah. Etika adalah perbuatan yang berhubungan
dengan etik. Etis adalah perbuatan
yang beretika baik. Seseorang yang tidak etis
adalah yang melakukan etika
perbuatan melanggar etik.
Mengapa berkepentingan dengan
permasalahan etika di sistem informasi? Jawabannya adalah karena
permasalahan-permasalahan etika sekarang ini banyak muncul di lingkungan sistem
informasi. Permasalahan-permasalahan etika terjadi di lingkungan sistem
informasi karena sebagai berikut ini :
1.
Teknologi informasi
mempunyai pengaruh yang mendalam di dalam kehidupan manusia dan sesuatu yang
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan manusia berhubungan dengan etika.
2.
Manajer menentukan
bagaimanateknologi informasi digunakan di organisasi, sehingga mereka juga
bertanggungjawab terhadap permasalahan etika akibat dari penerapan
teknologiinformasi tersebut.
PERMASALAHAN-PERMASALAHAN ETIKA
Di dalam lingkungan sistem informasi, permasalahan-permasalahan
etika dapat muncul di beberapa permasalahan yaitu di permasalahan privasi (privacy), permasalahan kepemilikan
intelektual (intelectual property rights),
permasalahan penghentiankerja, permasalahan keamanan (security), permasalahan akurasi sistem (accuracy), dan permasalahan kesehatan.
1.
Permasalahan privasi
Privasi
(privacy) adalah tuntutan seseoran
untuk tidak dicampuri, diawasi atau diganggu oleh orang lain atau organisasi
bahkan oleh negara. Tuntutan dari privasi di beberapa negara dilindungi oleh
beberapa undang-undang.
2.
Permasalahan
Kepemilikan Intelektual
Teknologi
informasi dengan dunia digitalnya akan membuat informasi lebih mudah
ditransmisikan, disalin sebagian atau keseluruan dan dapat dengan mudah dirubah
isinya. Jika ini dihubungkan dengan masalah hak kepemilikan intelektual (intelectual property rights), maka
pelanggaran hak ini akan semakin lebih meningkat. Beberapa alasan mengapa
mereka masih menyalin perangkat lunak dapat dijelaskan sebagai berikut ini :
a.
Menyalin perangkat
lunak mudah dilakukan dan dapat dilakukan dimanapun.
b.
Hasil menyalin
perangkat lunak akan didapatkan hasil yang sama dengan hasil jika membeli.
c.
Harga perangkat lunak
yang asli sangat mahal.
d.
Penyalin perangkat
lunak berfikir perusahaan prangkat lunak sudah mendapatkan keuntungan yang
sangat besar dan tidak akan rugi jika dia hanya menyalinnya.
3.
Permasalahan
Penghentian Kerja
Penerapan
teknologi informasi selain mempunyai efek yang positif seperti misalnya
meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas pekerjaan dan memperkaya
pekerjaan karena dapat menciptakan variatas pekerjaan, juga mempunyai dampak
etika yang negatif. Dampak negatif dari penerapan teknologi informasi, terhadap
pekerja adalah penggatian manusia dengan teknologi informasi untuk alasan
efisiensi.
4.
Permasalahan Keamanan
Permasalahan
keamanan sistem informasi dapat menimbulkan masalah etika. Seringkali
penanganan keamanan sistem informasi sudah baik, tetapi kelalaian atau
kesenjangan seseoran dapat merusak sekuriti yang sudah ada seperti misalnya
sebagai berikut ini :
-
Meninggalkan terminal
tanpa dijaga.
-
Menuliskan password di suatu tempat yang dapat di
baca oleh orang lain.
-
Memberitahukan password kepada orang lain.
Permasalahan etika
muncul ketika seseorang dengan sengaja merusak keamanan dari sistem informasi.
5. Permasalahan
Akurasi
Permasalahan
akurasi dapat muncul di program aplikasi yang banyak mengandung kesalahan
program (bug) dan dapat juga terjadi di datanya. Permasalahan akurasi di
program aplikasi muncul karena pengetesan program masih belum optimal.
Permasalahan etika yang berhubungan dengan akurasi program muncul saat program
tidak akurat karena pengetesan program yang tidak optimal.
6.
Permasalahan Kesehatan
Penerapan teknologi informasi
di dalam dunia kerja dapat merusak kesehatan pemakainya. Salah satu penyakit
yang dapat di timbulkannya adalah repetitive stress injury (RSI). Repetitive stress injury (SRI) terjadi karena
urat-urat saraf di paksa untuk bekerja berulang-ulang dengan tekanan yang berat
atau dengan tekanan yang rendah. Yang paling banyak terjadi adalah karena
urat-urat saraf bekerja dengan tekanan yang rendah yaitu dengan penekanan di
keyboard yang berulang-ulang tiap-tiap harinya selama bertahun-tahun.
Bentuk umum dari RSI yang
umum terjadi adalah carpal tunnel
syndrome (CTS). Carpal tunnel shyndrome (CTS) terjadi karena tekanan syaraf
yang menimbulkan sakit lewat struktur tulang pinggang yang di sebut dengan
carpal tunnel. Carpal tunnel syndrome (CTS) dapat dihindari dengan merancang
letak komputer sedemikian rupa yang disebut dengan ergonomic, sehingga tidak
menyebabkan sakit pada pinggang.
Computer vision syndrome
(CVS) Gejala dari penyakit ini adalah pandangan mata yang kabur, mata pedas dan
berair, kepala pusing, mata kering dan iretasi. Gejala ini dapat di atasi atau
di kurangi dengan menggunakan lensa tambahan tertentu di layar monitor.
Technostress juga merupakan
masalah kesehatan yang berhubungan dengan sistem informasi. Gejala dari
technostress adalah betindak kasar dan tidak sabar. Penyebab ini adalah karena stress penggunaan
dari penggunaan yang terus menerus.
Permasalah etika terhadap
kesehatan penggunaan teknologi informasi ini muncul saat perusahaan sadar bahwa
pemakaian komputer dapat menyebabkan penurunan kesehatan dan tidak melakukan
upaya untuk mengatasi atau menguranginya. Perusahaan tidak melakukan upaya
untuk mengurangi masalah penurunan kesehatan ini biasanya adalah dengan alasan
efeknya ke kesehatan tidak langsung terlihat dan untuk penghematan biaya.
MENGELOLA PERMASALAHAN ETIKA
Martin (1999) menjelaskan
bahwa standar etika tiap orang berbeda karena latar belakangnya yang berbeda
tergantung dari integritas, kejujuran, kompetensi, kehormatan, keadilan,
kepercayaan, keberanian, dan tanggung jawab yang di bentuk dari masa kecil
sampai sekarang.
Berikut ini merupakan
langkah-langkah yang dapat di gunakan untuk menangani isu etika yang muncul di
dalam organisasi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut ini .
1.
Pertama-tama yang harus
di lakukan adalah menyadari permasalahan etika yang akan muncul dari tindakan
yang akan di ambil. Karena standar etik manusia ada di dalam hati, maka cara paling tepat
untuk menyadarinya adalah dengan merasakannya.
2.
Jika permasalah etika
sudah di sadari, maka perlu di analisi dan di pecahkan. Beberapa pendekatan
yang dapat di gunakan untuk menganalisis dan memecahkan permasalahan etika,
yaitu sebagai berikut :
a.
Pendekatan emas ( the
golden rule ) yang berbunyi “lakukan kepada orang-orang lain seperti apa yang
kamu ingin mereka melakukannya kepadamu”.
b.
Pendekatan immanuel
kant’s categorical imperative yang berbunyi “jika suatu tindakan tidak benar
untuk di lakukan oleh setiap orang, maka itu tidak benar dilakukan untuk oleh
setiap orang”.
c.
Pendekatan descartes’
rule of change yang berbunyi “ jika suatu tidakan tidak dapat dilakukan
berulang-ulang, maka itu tidak benar untuk dilakukan pada suatu saat tertentu”.
Ajaran
ini juga termasuk dalah slippery slope rule yaitu yang mengatakan bahwa sekali
kita terjatuh terpeleset di jalur yang licin, kemungkinan tidak akan dapat
menghentikan terpelesetnya.
d.
Pendekatan Utilitarian
principle yang berbunyi “ ambilah tindakan yang memberikan nilai lebih tinggi
atau yang lebih besar”.
e.
Pendekatan risk
aversion principle yang berbunyi “ambilah tindakan yang menghasilkan bahaya
yang terkecil atau potensi biaya terendah”.
f.
Pendekatan “no free
lunch rule” yang berbunyi “ asumsikan
bahwa semua obyek tampak dan tidak tampak dimiliki oleh orang lain kecuali jika
ada pernyataan sebaiknya yang spesifik”.
3.
Pilih alternatif dengan
kinerja terbaik. Pemilihan pendekatan untuk mengatasi permasalahan etika akan
mempunyai efek, sehingga perlu dipilih pendekatan dengan efek yang paling
minimum atau mempunyai kinerja terbaik.
POLITIK INFORMASI
Davenport, enccles dan prusak
( 1992 ) melakukan studi yang melibatkan 25
perusahaan. Perusahaan-perusahaan ini gagal atau dalam proses kegagalan
dalam menerapkan sistem informasinya.
Alasannya adalah perusahan-perusahaan tersebut tidak mengelola politik
informasi dengan benar.
Markus (1981 ) menyatakan
bahwa sistem informasi mempengaruhi distribusi kekuasaan di organisasi karena
alasan- alasan sebagai berikut:
1.
Pemegang akses
informasi untuk alokasi sumber-sumber daya keputusan.
2.
Sistem informasi di
gunakan untuk alokasi sumber-sumber daya, sistem yang dapat mempengaruhi
perilaku individu-individu.
3.
Sistem informasi
digunakan untuk sistem pengendalian yang dapat mencegah atau membatasi
kegiatan-kegiatan.
4.
Sistem informasi
menyebabkan kekuasaan dan kekuatan (power) karena memberikan kesan kemampuan
untuk dapat merubah hasil. Persepsi atau kesan dari memiliki kekuatan akan
menimbulkan kekuatan.
Baca juga : Etika dan Politik Informasi (2/2)
Baca juga : Etika dan Politik Informasi (2/2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar