Sabtu, 10 Desember 2016

Makalah Pengertian dan Penjelasan Etika dan Politik Informasi (1/2)

PENDAHULUAN
      Teknologi ibaratnya seperti pedang bermata dua. Satu sisi dari pedang dapat digunakan untuk keperluan yang bermanfaat dan satu sisinya lagidapat mengakibatkan hal yang negatif. Manfaat teknologi di dalam sistem informasi sudah tidak diragukan lagi karena mempunyai peran membantu organisasi beroperasi dengan efisien, efektif dan kompetitif. Pada saat yang sama teknologi memberikan manfaat yang positif, teknologi di dalam sistem informasi dapat juga menyebabkan permasalahan etika dan politik di organisasi.
        Permasalahan etika muncul karena kegiatan yang berhubungan nya adalah legal atau belum diatur dalam hukum yang ada. Jika permasalahan yang ada tidak legal, maka permasalahan etika tidak akan muncul karena yang muncul adalah permasalahan hukum. Permasalahan politik akan muncul di organisasi pada saat informasi sangat dibutuhkan dan dapat merubah posisi kekuasaan dan kekuatan (power) yang dimiliki oleh individu-individu di dalam organisasi. Permasalahan politik informasi yang terjadi juga perlu dikelola dengan baik. Kegagalan mengelola politik informasi membuktikan bahwa organisasi tersebut akan gagal menerapkan sistem informasinya.
ETIKA DI SISTEM INFORMASI
Etik (ethic)adalah prinsip-prinsip yang berhubungan dengan perbuatan benar atau salah. Etika adalah perbuatan yang berhubungan dengan etik. Etis adalah perbuatan yang beretika baik. Seseorang yang tidak etis adalah yang melakukan etika perbuatan melanggar etik.
            Mengapa berkepentingan dengan permasalahan etika di sistem informasi? Jawabannya adalah karena permasalahan-permasalahan etika sekarang ini banyak muncul di lingkungan sistem informasi. Permasalahan-permasalahan etika terjadi di lingkungan sistem informasi karena sebagai berikut ini :
1.        Teknologi informasi mempunyai pengaruh yang mendalam di dalam kehidupan manusia dan sesuatu yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan manusia berhubungan dengan etika.
2.        Manajer menentukan bagaimanateknologi informasi digunakan di organisasi, sehingga mereka juga bertanggungjawab terhadap permasalahan etika akibat dari penerapan teknologiinformasi tersebut.

PERMASALAHAN-PERMASALAHAN ETIKA
Di dalam lingkungan sistem informasi, permasalahan-permasalahan etika dapat muncul di beberapa permasalahan yaitu di permasalahan privasi (privacy), permasalahan kepemilikan intelektual (intelectual property rights), permasalahan penghentiankerja, permasalahan keamanan (security), permasalahan akurasi sistem (accuracy), dan permasalahan kesehatan.
1.      Permasalahan privasi
Privasi (privacy) adalah tuntutan seseoran untuk tidak dicampuri, diawasi atau diganggu oleh orang lain atau organisasi bahkan oleh negara. Tuntutan dari privasi di beberapa negara dilindungi oleh beberapa undang-undang.
2.      Permasalahan Kepemilikan Intelektual
Teknologi informasi dengan dunia digitalnya akan membuat informasi lebih mudah ditransmisikan, disalin sebagian atau keseluruan dan dapat dengan mudah dirubah isinya. Jika ini dihubungkan dengan masalah hak kepemilikan intelektual (intelectual property rights), maka pelanggaran hak ini akan semakin lebih meningkat. Beberapa alasan mengapa mereka masih menyalin perangkat lunak dapat dijelaskan sebagai berikut ini :
a.       Menyalin perangkat lunak mudah dilakukan dan dapat dilakukan dimanapun.
b.      Hasil menyalin perangkat lunak akan didapatkan hasil yang sama dengan hasil jika membeli.
c.       Harga perangkat lunak yang asli sangat mahal.
d.      Penyalin perangkat lunak berfikir perusahaan prangkat lunak sudah mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan tidak akan rugi jika dia hanya menyalinnya.
3.      Permasalahan Penghentian Kerja
Penerapan teknologi informasi selain mempunyai efek yang positif seperti misalnya meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas pekerjaan dan memperkaya pekerjaan karena dapat menciptakan variatas pekerjaan, juga mempunyai dampak etika yang negatif. Dampak negatif dari penerapan teknologi informasi, terhadap pekerja adalah penggatian manusia dengan teknologi informasi untuk alasan efisiensi.

4.      Permasalahan Keamanan
Permasalahan keamanan sistem informasi dapat menimbulkan masalah etika. Seringkali penanganan keamanan sistem informasi sudah baik, tetapi kelalaian atau kesenjangan seseoran dapat merusak sekuriti yang sudah ada seperti misalnya sebagai berikut ini :
-          Meninggalkan terminal tanpa dijaga.
-          Menuliskan password di suatu tempat yang dapat di baca oleh orang lain.
-          Memberitahukan password kepada orang lain.
Permasalahan etika muncul ketika seseorang dengan sengaja merusak keamanan dari sistem informasi.
5.      Permasalahan Akurasi
Permasalahan akurasi dapat muncul di program aplikasi yang banyak mengandung kesalahan program (bug) dan dapat juga terjadi di datanya. Permasalahan akurasi di program aplikasi muncul karena pengetesan program masih belum optimal. Permasalahan etika yang berhubungan dengan akurasi program muncul saat program tidak akurat karena pengetesan program yang tidak optimal.
6.      Permasalahan Kesehatan
                   Penerapan teknologi informasi di dalam dunia kerja dapat merusak kesehatan pemakainya. Salah satu penyakit yang dapat di timbulkannya adalah repetitive stress injury (RSI).  Repetitive stress injury (SRI) terjadi karena urat-urat saraf di paksa untuk bekerja berulang-ulang dengan tekanan yang berat atau dengan tekanan yang rendah. Yang paling banyak terjadi adalah karena urat-urat saraf bekerja dengan tekanan yang rendah yaitu dengan penekanan di keyboard yang berulang-ulang tiap-tiap harinya selama bertahun-tahun.
                   Bentuk umum dari RSI yang umum terjadi adalah carpal tunnel syndrome (CTS). Carpal tunnel shyndrome (CTS) terjadi karena tekanan syaraf yang menimbulkan sakit lewat struktur tulang pinggang yang di sebut dengan carpal tunnel. Carpal tunnel syndrome (CTS) dapat dihindari dengan merancang letak komputer sedemikian rupa yang disebut dengan ergonomic, sehingga tidak menyebabkan sakit pada pinggang.
                   Computer vision syndrome (CVS) Gejala dari penyakit ini adalah pandangan mata yang kabur, mata pedas dan berair, kepala pusing, mata kering dan iretasi. Gejala ini dapat di atasi atau di kurangi dengan menggunakan lensa tambahan tertentu di layar monitor.
                   Technostress juga merupakan masalah kesehatan yang berhubungan dengan sistem informasi. Gejala dari technostress adalah betindak kasar dan tidak sabar.  Penyebab ini adalah karena stress penggunaan dari penggunaan yang terus menerus.
                   Permasalah etika terhadap kesehatan penggunaan teknologi informasi ini muncul saat perusahaan sadar bahwa pemakaian komputer dapat menyebabkan penurunan kesehatan dan tidak melakukan upaya untuk mengatasi atau menguranginya. Perusahaan tidak melakukan upaya untuk mengurangi masalah penurunan kesehatan ini biasanya adalah dengan alasan efeknya ke kesehatan tidak langsung terlihat dan untuk penghematan biaya.

MENGELOLA PERMASALAHAN ETIKA
                   Martin (1999) menjelaskan bahwa standar etika tiap orang berbeda karena latar belakangnya yang berbeda tergantung dari integritas, kejujuran, kompetensi, kehormatan, keadilan, kepercayaan, keberanian, dan tanggung jawab yang di bentuk dari masa kecil sampai sekarang.
                   Berikut ini merupakan langkah-langkah yang dapat di gunakan untuk menangani isu etika yang muncul di dalam organisasi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut ini .
1.      Pertama-tama yang harus di lakukan adalah menyadari permasalahan etika yang akan muncul dari tindakan yang akan di ambil. Karena standar etik manusia  ada di dalam hati, maka cara paling tepat untuk menyadarinya adalah dengan merasakannya.
2.      Jika permasalah etika sudah di sadari, maka perlu di analisi dan di pecahkan. Beberapa pendekatan yang dapat di gunakan untuk menganalisis dan memecahkan permasalahan etika, yaitu sebagai berikut :
a.       Pendekatan emas ( the golden rule ) yang berbunyi “lakukan kepada orang-orang lain seperti apa yang kamu ingin mereka melakukannya kepadamu”.
b.      Pendekatan immanuel kant’s categorical imperative yang berbunyi “jika suatu tindakan tidak benar untuk di lakukan oleh setiap orang, maka itu tidak benar dilakukan untuk oleh setiap orang”.
c.       Pendekatan descartes’ rule of change yang berbunyi “ jika suatu tidakan tidak dapat dilakukan berulang-ulang, maka itu tidak benar untuk dilakukan  pada suatu saat tertentu”.
Ajaran ini juga termasuk dalah slippery slope rule yaitu yang mengatakan bahwa sekali kita terjatuh terpeleset di jalur yang licin, kemungkinan tidak akan dapat menghentikan terpelesetnya.
d.      Pendekatan Utilitarian principle yang berbunyi “ ambilah tindakan yang memberikan nilai lebih tinggi atau yang lebih besar”.
e.       Pendekatan risk aversion principle yang berbunyi “ambilah tindakan yang menghasilkan bahaya yang terkecil atau potensi biaya terendah”.
f.       Pendekatan “no free lunch rule”  yang berbunyi “ asumsikan bahwa semua obyek tampak dan tidak tampak dimiliki oleh orang lain kecuali jika ada pernyataan sebaiknya yang spesifik”.
3.      Pilih alternatif dengan kinerja terbaik. Pemilihan pendekatan untuk mengatasi permasalahan etika akan mempunyai efek, sehingga perlu dipilih pendekatan dengan efek yang paling minimum atau mempunyai kinerja terbaik.

POLITIK INFORMASI
                   Davenport, enccles dan prusak ( 1992 ) melakukan studi yang melibatkan 25  perusahaan. Perusahaan-perusahaan ini gagal atau dalam proses kegagalan dalam  menerapkan sistem informasinya. Alasannya adalah perusahan-perusahaan tersebut tidak mengelola politik informasi dengan benar.
                   Markus (1981 ) menyatakan bahwa sistem informasi mempengaruhi distribusi kekuasaan di organisasi karena alasan- alasan sebagai berikut:
1.      Pemegang akses informasi untuk alokasi sumber-sumber daya keputusan.
2.      Sistem informasi di gunakan untuk alokasi sumber-sumber daya, sistem yang dapat mempengaruhi perilaku individu-individu.
3.      Sistem informasi digunakan untuk sistem pengendalian yang dapat mencegah atau membatasi kegiatan-kegiatan.
4.      Sistem informasi menyebabkan kekuasaan dan kekuatan (power) karena memberikan kesan kemampuan untuk dapat merubah hasil. Persepsi atau kesan dari memiliki kekuatan akan menimbulkan kekuatan.

Baca juga : Etika dan Politik Informasi (2/2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar