Sabtu, 10 Desember 2016

Makalah Aplikasi Sistem Teknologi Informasi di Level-Level Organisasi (1/3)

Manajemen dapat dibagi menjadi tiga level, yaitu level bawah (level operasional), level menengah (level taktik) dan level atas (level stratejik). Karena setiap level manajemen melakukan kegiatan yang berbeda, mereka juga membutuhkan informasi yang berbeda. Karena Informasi yang dibutuhkan berbeda, sistem informasi yang digunakan juga berbeda.
Sistem-sistem informasi di level operasi mendukung manajer operasi untuk melakukan kegiatannya. Tujuan utama dari sistem informasi di level ini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan rutin untuk keperluan mengontrol arus dari transaksi yang terjadi di organisasi. Sistem-sistem informasi diantaranya adalah sistem pakar (SP) atau expert systems (ES), jaringan neural buatan (JNB) atau artificial neural network (ANN), sistem penunjang keputusan (SPK) atau decision support systems (DSS) atau group support systems (GSS), sistem informasi geografik (SIG) atau geographic information systems(GIS). Sistem informasi di level atas yang digunakan untuk perencanaan strategik dan pemecahan masalah. Sitem informasi di level strategik ini adalah sistem informasi eksekutif (SIE) atau executive information system (EIS) atau executive support systems (ESS). Sistem informasi yang menghubungkan ke tiga level manajemen adalah sistem otomatisasi kantor (SOK) atau office automation systems (AOS).

Sistem Pakar
1.      Pengertian Sistem Pakar
Sistem pakar (SP) atau expert system (ES) adalah sistem informasi yang berisi dengan pengetahuan dari pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi. Sistem pakar ini dapat berisi dengan pengetahuan (knowledge) dari satu atau lebih pakar. Pengetahuan dari pakar di dalam sistem ini digunakan sebagai dasar oleh sistem pakar untuk menjawab pertanyaan (konsultasi). 
Sistem pakar sangat berguna karena beberapa hal, yaitu: 
Sistem pakar selalu tersedia di organisasi, sedang pakar belum tentu selalu berada di tempat. 
Sistem pakar dapat menyimpan dan mengingat pengetahuan yang sangat tidak terbatas dan tidak kenal lelah. 
2.      Cara Kerja Sistem Pakar
Pengetahuan (knowledge) di dalam sistem pakar diwakili oleh aturan-aturan (rules). Aturan satu dengan aturan lain dihubungkan membentuk diagram pohon. Sistem pakar akan memproses aturan-aturan ini. Komponen sistem pakar yang memproses ini adalah inference engine. Ada dua cara inference engine memproses aturan-aturan ini, yaitu dengan cara forward reasoning dan backward reasoning. 
Dengan cara forward reasoning atau disebut juga dengan cara forward chaining, aturan-aturan diperiksa satu persatu urut mulai dari muka (forward). Setiap aturan (rule) yang diperiksa, inference engine akan mengevaluasi apakah aturan ini berkondisi benar atau salah. Berdasarkan hasil dari evaluasi ini, aturan berikut akan diperiksa sesuaai urutannya di diagram pohon. Setiap aturan yang diperiksa dikatakan ini di-fired (rule in fired).
Dengan cara backforward reasoning atau disebut juga dengan backward chaining atau reverse reasoning, inference engine akan menganggap aturan sebagai suatu masalah atau hipotesis yang akan diselesaikan permasalahannya. Inference memeriksa aturan mulai dari aturan-aturan terakhir yang memberikan hasil. 
3.      Komponen-komponen Sistem Pakar
Sistem pakar memiliki 5 komponen utama, yaitu:
1) User Interface (Komponen input dan output):
Merupakan media yang digunakan oleh sistem pakar untuk berhubungan input (menerima data dan pertanyaan konsultasi) dan output (menghasilkan jawaban) dengan pemakainya. Umumnya interface yang dipakai adalah keyboard dengan monitor atau perangkat suara digital.
2) Inference Engine (Komponen model)
Adalah perangkat lunak di sistem pakar yang akan mengevaluasi aturan-aturan (rules) yang disediakan oleh knowledge base dengan urutan-urutan tertentu untuk memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pemakai sistem dan alasan-alasan berkonsultasi dengan pemakai sistem. 
3) Knowledge base (Komponen basis pengetahuan sebagai pengganti komponen basis data)
Knowledge base dibentuk dari aturan-aturan (rules) yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Pengetahuan yang disimpan di knowledge base ini diambil dari kepandaian pakar. 
4) Komponen Teknologi
5) Komponen Kontrol 
4.      Sistem Pakar dan Multimedia 
Proses interaksi antara pemakai dengan sistem menggunakan interface keyboard untuk kasus-kasus tertentu dianggap kurang efektif. Oleh karena itu, pemakian multimedia akan menjadi interface yang efektif.  Misalnya seorang dokter yang melakukan operasi dapat memasukan data ke sistem pakar lewat media suara dan sistem pakar memberikan hasil juga dengan media suara.

5.      Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pakar
Kelebihan-kelebihan dari sistem pakar di aplikasi bisnis adalah sebagai berikut:
1) Memberikan pengambilan keputusan yang lebih baik untuk manajer
Yang dimaksud dengan keputusan yang lebih baik adalah karena sistem pakar memberikan jawaban yang konsisten dan logis dari waktu ke waktu. Jawaban yang diberikan logis karena alasan logikanya dapat diberikan oleh sistem pakar dalam proses konsultasi.
2) Memberikan solusi tepat waktu 
Kadangkala manajer membutuhkan jawaban dari pkar, tetapi pakar yang dibutuhkan tidak berada ditempat, sehingga pengambilan keputusan menjadi terlambat. Dengan sistem pakar, jawaban yang dibutuhkan oleh manajer selalu tersedia setiap saat dibutuhkan.
3) Pelayanan konsumen lebih baik
Pelayanan yang lebih baik kepada konsumen dapat diberikan karena sistem pakar dapat memberikan jawaban yang lebih cepat dan tepat.
4) Menyimpan pengetahuan di organisasi
Pengetahuan pakar merupakan hal yang penting dan kadang kala pengetahuan ini akan hilang jika pakar telah keluar atau pensiun dari perusahaan. Dengan sistem pakar, pengetahuan dari pakar dapat disimpan di sistem pakar dan tersedia selama dibutuhkan.
Kekurangan-kekurangan dari sistem pakar adalah sebagai berikut:
1) Sistem pakar hanya dapat menangani pengetahuan yang konsisten
Sistem pakar dirancang dengan aturan-aturan yang hasilnya sudah pasti dan konsisten sesuai dengan alur diagram pohonnya. Untuk pengetahuan yang cepat berubah-ubah dari waktu ke waktu, maka knowledge base di sistem oakar harus selalu diubah, dan ini akan merepotkan sekali.
2) Sistem pakar tidak dapat menangani hal yang bersifat judgement
Sistem pakar memberikan hasil yang pasti, sehingga keputusan akhir pengambil keputusan jika melibatkan kebijaksanaan dan intuisi masih tetap ada di tangan manajemen.
3) Format knowledge base sistem pakar terbatas
Knowledge base di sistem pakar berisi aturan-aturan (rules) yang ditulis dalam bentuk statemen if-then. Format seperti misalnya pengetahuan dibuku teks atau pengetahuan berupa gambar dan grafik suli dibuat dalam bentuk if-then.
4) Aplikasi sistem pakar di bisnis sangat terbatas
Karena sifatnya yang konisten, sistem pakar hanya berguna untuk manajer menengah ke bawah.
6.      Aplikasi-aplikasi Sistem Pakar di Bisnis
Berikut ini adalah contoh aplikasi-aplikasi sistem pakar di bisnis:
1) Untuk keputusan manajemen: analisis manajemen dan evaluasi kinerja manajemen.
2) Diagnostik: analisis varian dan diagnostic program perangkat lunak.
3) Penjadwalan: penjadwalan produksi dan penjadwalan proyek.
4) Konfigurasi: konfigurasi computer yang diinginkan dan konfigurasi sususnan pabrik.
5) Pemilihan: pemilihan materi bahan mentah dan pemilihan mesin.
6) Pengendalian: pengendalian mesin produksi, pengendalian sediaan
7) Internal audit: pemeriksaan kas, pemeriksaan piutang dagang
8) Pajak: pengisisan Pajak
7.      Pengembangan Sistem Pakar 
Pengembangan sistem pakar melibatkan empat pihak, yaitu analis sistem, knowledge engineer, pakar dan pemakai sistem. Keempat pihak ini akan terlibat dalam tahapan pengembangan sistemnya sebagai berikut ini : 
1) Studi Awal
Studi awal ini bertujuan untuk mempelajari domain dari permasalahannya dan kelayakannya apakah dapat dibuatkan sistem pakarnya atau tidak.
2) Pemilihan perangkat lunak
Menentukan perangkat lunak sistem pakar yang akan digunakan, apakah akan membangun sendiri inference engine atau menggunakan ES shell. 
3) Pemilihan pakar
Tahap ini merupakan pemilihan pakar yang akan diambil pengetahuaanya. 
4) Pengambilan pengetahuan
Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang ada dan mewawancarai pakar yang akan diambil pengetahuannya. 
5) Membangun sistem pakar
Melibatkan ke empat pihak dengan langkah-langkah sebagai berikut  mengidentifikasi sasaran, mengidentifikasi atribut item-item dan nilainya, menderivasi aturan-aturan, membuat prototip.
6) Menguji sistem
Menguji sistem dilakukan oleh analis sistem, pakar untuk memberikan komentar, dan pemakai sistem. 
7) Mengimplementasikan sistem
Sistem pakar yang sudah diuji dan diterima kemudian diimplementasikan. 
8) Mengoperasikan sistem
Pemakai sistem kemudian mengoperasikan sistem pakar ini. 
9) Merawat sistem
Sistem pakar perlu dirawat dan dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan perkembangannya. 
Contoh membangun sistem pakar :
1.      Mengidentifikasi sasaran (goal)
2.      Mengidentifikasi atribut item-item dan nilai-nilainya
3.      Menderivasi aturan-aturan
4.      Membuat prototip
Prototip Sistem pakar menggunakan CLIPS dan GURU

Baca Juga : Aplikasi Sistem Teknologi Informasi di Level-Level Organisasi (2/3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar