Sistem Penunjang Keputusan
1.
Pengertian
Sistem Penunjang Keputusan
Suatu sistem penunjang
keputusan (SPK) atau decision support systems (DSS) didefinisikan sebagai suatu
sistem informasi untuk membantu manajer level menengah menengah untuk proses
pengambilan keputusan setengah tersruktur (semi structured) supaya lebih
efektif dengan menggunakan model-model analitis dan data yang tersedia.
2.
Tujuan
Sistem Penunjang Keputusan
Tujuan dari SPK (sistem
penunjang keputusan) adalah sebagai berikut ini:
Membantu manajer
mengambil keputusan setengah terstruktur yang dihadapi oleh manajer level
menengah.
Membantu atau mendukung
manajemen mengambil keputusan bukan menggantikannya.
Meningkatkan
efektifitas pengambilan keputusan manajemen bukan untuk meningkatkan efisiensi.
Walaupun waktu manajer penting (efisien), tetapi efektivitas merupakan tujuan
utama penggunaan SPK.
3.
Komponen
Sistem Penunjang Keputusan
Sistem Penunjang
Keputusan mempunyai 5 komponen utama yaitu:
·
Dialog manajemen (komponen input dan
output) yaitu komponen untuk berdialog dengan pemakai sistem.
·
Model management (komponen model) yaitu
komponen yang merubah data menjadi informasi yang relevan.
·
Data management (komponen basis data)
yaitu komponen basis data yang terdiri dari semua basis data yang dapat
diakses.
·
Komponen teknologi yang terdiri dari
perangkat keras dan perangkat lunak.
·
Komponen kontrol.
4.
Perbedaan
SPK dengan Sistem Pakar dan SIM
5.
Tipe
dari Sistem Penunjang Keputusan
Sekarang SPK (sistem
penunjang keputusan) dibedakan kedalam dua tipeyaitu SPK berbasis pada model
(model driven DSS) dan SPK berbasis pada data (data driven DSS). SPK yang lama
dibangun pada tahun 1980-an hanya berbasis pada model (model driven DSS) dengan
menggunakan data secukupnya. SPK sekarang selain berbasis pada model tetapi
juga mengandalkan basis data yang besar, misalnya mengandalkan data warehouse.
Steven L.Alter (1976)
memberikan konsep tentang SPK berbasis model sebagai berikut:
Dari gambar ini, Alter
menunjukkan bahwa terdapat bermacam-macam SPK tergantung dari tingkat kerumitan
model yang digunakannya. Tiga SPK yang pertama adalah yang paling mudah. SPK
paling sederhana adalah yang menggunakan model paling sederhana, yaitu hanya
mengambil elemen informasi tertentu dari sebuah file. Tiga SPK terakhir
merupakan SPK yang rumit berbasis pada model-model yang canggih. Beberapa ahli
berargumentasi bahwa tiga SPK terakhir inilah yang benar-benar disebut dengan
SPK karena berbasis pada model yang rumit.
Tipe kedua dari SPK
adalah data driven DSS. Berbeda dengan model driven DSS yang mengandalkan model
tetapi dengan data secukupnya, data driven DSS lebih mengandalkan data yang
besar. SPK ini akan menginjinkan pemakai sistem untuk mengambil informasi dari
data yang jumlahnya sangat besar. On – line analytical processing (OLAP) dan
datamining dapat digunakan untuk menganalisis data yang besar ini. On-line
analytical processing (OLAP) merupakan sistem informasi fungsional yang sudah
ada yang mempunyai basis data yang lengkap ditambah dengan kemampuan mengambil
data dan menganalisisnya secara on-line. Datamining adalah teknik yang
digunakan untuk menemukan pola dan hubungan antara item-item data di data
warehouse. Data warehouse adalah salinan dari data dalam bentuk basis data yang
terintegrasi, sedang datamart adalah salinan dari sebagian porsi basis data
yang terintegrasi.
6.
Sistem
Penunjang Keputusan Berbasis Web
Sistem penunjang
keputusan berbasis web sebenarnya adalah SPK biasa hanya dapat di akses lewat
internet. Berguna bagi manajemen karena dapat diakses dari luar organisasi
sewaktu manajer tidak berada di kantor. SPK ini juga berguna bagipelanggan karena
memberikan informasi yang benar kepada pelanggan sebelum memutuskan untuk
membeli produk.
7.
Sistem
Penunjang Keputusan Grup (SPKG)
Sistem penunjang
keputusan grup (SPKG) atau group decision support system (GDSS) adalah SPK yang
digunakan oleh beberapa pengambil keputusan bersama-sama secara grup. Agar
lebih efektif, SPKG harus mempunyai karakteristik khusus, yaitu:
1) Fasilitas Fisik
Fasilitas fisik
khususnya ruang konfrensi yang dilengkapi dengan jaringan perangkat keras
komputer, multimedia, dan display yang dirancang sedemikian rupa untuk
mendukung kolaborasi grup
2) Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang
digunakan juga harus dirancang khusus yang memungkinkan tiap tiap peserta
berpartisipasi dan berkolaborasi untuk mendapatkan keputusan bersama.
3) Teknik Pengambilan
Keputusannya
Teknik pengambilan
keputusan dapat berupa teknik brainstorming dan teknik grup nominal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar