Kamis, 23 Juni 2016

Makalah Tantangan Stratejik SDM (1/2)

Tantangan terpenting yang harus dihadapi manajemen sumber daya manusia selalu berkaitan dengan rencana sratejik perusahaan. Rencana stratejik sendiri memiliki pengertian, yaitu rencana agar perusahaan dapat menyesuaikan kekuatan dan kelemahan internal dengan kesempatan dan ancaman dari luar dalam rangka memelihara keuntungan kompetitif. Tugas manajemen selanjutnya adalah memformulasikan strategi khusus. Dimana strategi ini berfungsi membawa perusahaan dari tempat berpijak saat ini menuju tempatnya ingin berada. Contoh dari rencana stratejik misalnya mengharuskan peningkatan kualitas produk perusahaan.
Manajer SDM harus memikirkan tiga tantangan mendasardalam memformulasikan strategi SDM mereka. Ketiga tantangan tersebut, yaitu:
a.       Keharusan mendukung produktivitas dan upaya peningkatan kinerja perusahaan. Hal ini dikarenakan adanya globalisasi ekonomi dunia yang menyebabkan adanya kompetisi tinggi sehingga dibutuhkan peningkatan kinerja secara terus menerus.
b.      Karyawan memainkan peran yang makin luas dalam usaha perbaikan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, seluruh elemen yang berhubungan dengan kinerja tinggi membutuhkan komitmen dan kompetensi karyawan tingkat tinggi.
Kedua tantangan diatas menunjukan bahwa focus perhatian SDM adalah mendorong kemampuan kompetitif dengan mengelola kinerja karyawan dengan membangun organisasi kinerja tinggi dan terukur
c.       SDM harus terlibat lebih jauh dalam mendesain-tidak hanya melaksanakan-rencana stratejik perusahaan.
Dalam memformulasikan strategi, manajemen puncak butuh masukan dari para manajer yang bertanggung jawab mempekerjakan, memberikan pelatihan, dan kompensasi pada karyawan perusahaan.

1.      Proses Manajemen Stratejik
Manajemen stratejik termasuk fase implementasi. Ini merupakan proses pengidentifikasian dan pelaksanaan misi organisasi, dengan menyesuaikan kemampuan perusahaan dan tuntutan lingkungannya. Sedankan, perencanaan stratejik adalah bagian dari proses manajemen stratejik perusahaan. Dalam rasa yang paling sederhana, perencanaan adalah sederhana: memutuskan dalam bisnis apa Anda  sekarang dan di bisnis mana Anda ingin berada, memformulasikan strategi untuk mencapainya, dan melaksanakan rencana Anda. Perencanaan stratejik mencakup beberapa hal seperti terlihat pada gambar.

Tahap 1: Mengidentifikasi Bisnis dan Misi
Para ahli manajeme menggunakan istilah visi dan misi untuk membantu mendefinisikan bisnis prusahaan saat ini dan di masa depan. Visi cenderung lebih luas dan lebih berorientasi ke depan daripada misi. Visi adalah pernyataan umum tentang tujuan yang direncanakan yang merupakan sumber perasaan emosional anggota organisasi. Sedangkan, misi tersedia untuk mengomunikasikan siapa perusahaan tersebut, apa yang dilakukannya, dan di mana dia dapat memimpin. Misi perusahaan lebih spesifik dan jangka pendek.

Tahap 2: Menghadirkan Audit Eksternal dan Internal
Hal mendasar dari rencana stratejik adalah memilih arah tindakan perusahaan yang masuk akal, berkaitan dengan kesempatan dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dan kekuatan serta kelemahan internal yang dimiliki. Untyk memfasilitasi audit internal dan eksternal, banyak manajer yang menggunakan analisis SWOT untuk mengkonversi dan mengorganisasikan proses ientifikasi Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, dan Ancaman perusahaan.

Tahap 3: Menerjemahkan Misi dan Tujuan Stratejik
Mengevaluasi dan bertindak melalui kerja sama public dan swasta untuk meningkatkan sistem energy adalah satu hal; mengoperasikan misi tersebut bagi para manajer adalah hal lain, manajer perusahaan butuh tujuan stratejik jangka panjang. Manajer membutuhkan tujuan yang spesifik, yang mencangkup wilayah memapankan nilai pemegang saham melalui peningkatan niai persaham; melanjutkan komitmen untuk membangun balance sheet yang kuat; dan menyeimbangkan bisnis melalui pelanggan, produk, dan wilayah geografis.

Tahap 4: Memformulasikan Strategi untuk Mencapai Tujuan
Stratejik Strategi perushaan adalah jembatan penghubung perusahaan berada sekarang dengan di mana perusahaan ingin berda di masa depan. Strategi merupakan rencana jangkan panjang perusahaan mengenai bagaimana perusahaan akan menyeimbangkan kekuatan dan kelemahannya, kesempatan eksternal dan ancaman yang dihadapinya untuk menjaga keuntungan kompetitif. Pemahan dan komitmen terhadap strategi membantu perusahaan memastikan karyawan membuat keputusan yang konsisten dengan kebutuhan perusahaan.

Tahap 5: Implementasi Tindakan
Implmentasi strategi melibatkan penggunaan dan pengaplikasian seluruh fungsi manajemen, perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, memimpin, dan pengontrol.

Tahap 6: Evaluasi Kinerja
Strategi perusahaan tidaklah selalu berhasil. Mengelola strategi merupakan proses yang terus berlanjut. Pesaing akan memperkenalkan produk dan inovasi baru yang akan mengurangi kebutuhan terhadap beberapa jenis produk tertentu tetapi akan menambah kebutuhan pada produk tertentu lain. Pentignya control startejik adalah menjaga strategi perusahaan agar tetap mengikuti perkembangan zaman. Ini merupakan proses evaluasi keajuan yang dicapai melalui tujuan-tujuan stratejik dan melakukan tindakan korektif yang diperlukan. Tugas manajemen adalah mengawasi tingkat kesesuaian perusahaan dengan tujuan stratejik dan mempertanyakan mengapa terjadi evaluasi.

2.      Jenis Perencanaan Stratejik
                       Perusahan yang terdiri dari beberapa bisnis membutuhkan strategi tingkat korporasi. Strategi pada tingkat korporasi mengidentifikasi portofolio bisnis secara kseluruhan , terdiri dari perusahaan dan cara berhubungan satu sama lain. Misalnya saja, strategi diversifikasi perusahaan memberikan dampak perusahaan akan diperlukan dengan menambah jalur produk baru. Strategi integrasi vertical berarti memperluas perusahaan dengan memproduksi bahan mentah sendiri atau menjual produknya secara langsung dan lain sebagainya. Konsolidasi mengurangi ukuran perusahaan dan perluasaan geografis.
                       Pada perusahaan yang tingkatnya lebih  rendah biasanya butuh strategi kompetitif/tingkat bisnis. Strategi ini mengidentifikasi bagaimana membangun dan memperkuat posis kompetitif jangka pangjang di pasar.
                       Pada dasarnya setiap perusahaan pasti mencari keuntungan kompetitif. Keuntungan kompetitif sendiri memiliki pengertian semua factor yang memungkinkan organisasi mendiferensiasikan produk atau jasa dari produk dan jasa pesaing untuk meningkatkan persentasi pangsa pasar. Biasanya perusahaan menggunakan beberapa strategi kompetitif untuk mencapai keuntungan tersebut. Beberapa strategi tersebut adalah:
a.       Kepemimpinan berbiaya rendah
Orientasi bisnis adalh menjadi industry dengan biaya rendah.
b.      Diferensial
Perusahaan berupaya berdeda dari yang lain dalam industry pada aspek yang dinilai tinggi oleh pembeli.
c.       Strategi fungsional
Serangkaian tindakan mendasar yang harus diikuti oleh setiap departemen untuk membantu bisnis mencapai tujuan kompetitif.

3.      Pencapaian Kesesuaian Stratejik
                       Michael Porter, seorang ahli perencanan stratejik menekankan pandangan “kesesuaian”. Dia mengatakan bahwa semua aktivitas perusahaan harus dirangkai untuk atau sesuai dengan strateginya, dengan memastikan bahwa strategi fungsional perusahaan mendukung strategi korporasi dan kompetitif. Karena melalui keseuaian itualah perusahaan akan lebih tertata strategi perusahaannya. Namun, menurut ahli strategi Gary Hamel dan C.K Prahalad, terlalu memikirkan kesesuaian dapat membatasi pertumbuhan. Mereka mengajuka argumentasi “perenggangan”. Argumentasi ini menjelaskan bahwa sumber daya yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi mampu memberikan tambahan pada apa yang telah dimiliki dan akan melalukan lebih dengan apa yang miliki.

4.      SDM dan Keuntungan Kompetitif
                       Strategi kompetitif dapat dikatakan efektif apabila perusahaan memiliki satu atau lebih keuntungan kompetitif. Keuntungan kompetitif tersebut dapat berupa berbagai macam bentuk, tergantung adari jenis perusahaan itu sendiri. Biasanya keuntungan kompetitif itu berupa orang atau karyawan yang dimiliki serta sistem manajemen perusahaan.

5.      Manajemen SDM Stratejik

                       SDM stratejik mengacu pada serangkaian tindakan spesifik manajemen SDM yang didorong oleh perusahaan untuk mencapai tujuan. Selain itu, tujuan terpenting dari strategi SDM adalah membangun karyawan yang memiliki komitmen, terutama dalam lingkungan tanpa serikat kerja. Manajemen sumber daya manusia stratejik berarti memformulasikan dan melaksanakan sistem SDM mencangkup kebijakan dan aktivitas yang menghasilkan kompetensi dan perilaku karyawan yang dibutuhkan perusahaan untuk meraih tujuan stratejik. Berikut ilustrasi berbagai keterkaitan antara strategi SDM dan rencana stratejik perusahaan dan hasilnya.


Makalah Tantangan Stratejik SDM (2/2)

Peran strategik SDM
Keterliban manajer SDM dalam perencanaan strategik, sering kali terdapat perbedaan antara penulis dengan apa yang dilakukan oleh CEO. Seorang penulis mengatakan bahwa masukan dari SDM professional sangat penting: mereka mengidentifikasikan masalah yang sangat penting berkaitan dengan strategi bisnis perusahaan, dan meramalkan halangan potensial untuk meraih sukses. Namun hal ini berbeda ketika Rick Wagner mengambil alih fungsi sebagai CEO General Motor. Wagner menyusun sebuah komite senior eksekutif  (the “Automatic Strategies Board”). Komite ini memasukan tiga unsur penting yakni, Kepala urusan keuangan, kepala urusan informasi, dan wakil direktur SDM.
Studi dari Universitas Michigan menyimpulkan bahwa kinerja tiggi SDM professional perusahaan mengidentifikasikan masalah manusia yang sangkat penting bagi strategi bisnis dan membantu membangun dan melaksanakan strategi.
Menurut survey hanya separuh dari manajer senior SDM dilibatkan dalam pengembangan rencana bisnis perusahaan. Seperti asumsi manajer SDM mengenai tanggung jawab yang lebih besar dari perencanaan strategik, mereka harus mempelajari keahlian SDM baru. Ini tidak hanya berarti keahlian teknis yang berkaitan dengan aktivitas seperti seleksi dan pelatihan. Manajer SDM akan butuh pemahaman yang baik tentang nilai-nilai yang membentuk rencana perusahaan.
Peran SDM dalam melaksanakan strategi
Melaksanakan strategi merupakan inti dari pekerjaan perencanaan strategik manajer SDM. Seperti the riverbanks for a boat steming up a water way, strategi dan kebijakan fungsional perusahaan membentuk batasan luas yang menentukan apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh manajer fungsional, dan memberikan satu set perangkat apa yang boleh dilakukan oleh manajer fungsional.
Aturan dasarnya adalah aktivitas, kebijakan, dan strategi departemen SDM harus masuk akal berkaitan dengan strategi kompetitif dan korporasi perusahaan. Strategi SDM Dell—meja penolong basis web, yang memusatkan biro pelayanan intranet SDM—menolong perusahaan melaksanakan strategi biaya rendah Dell dengan lebih baik.
Manajemen SDM mendukung implementasi strategi dengan cara yang berbeda. Comtoh, SDM memberikan arahan pelaksanaan pada sebagian besar pendetailan dan penstrukturan kembali strategi perusahaan, dengan menempatkan mantan karyawan, rencana menginstitusional pembayaran terhadap kinerja, mengurangi biaya perawatan kesehatan, dan memberikan pelatihan ulang karyawan.
Peran SDM dalam formulasi strategi
SDM membantu manajemen puncak memformulasikan strategi dalam berbagai cara. Contohnya, formulasi rencana stratejik perusahaan di satu sisi membutuhkan identifikasi, analisis, dan keseimbangan antara kesempatan dan ancaman dari luar perusahaan dan disisi lai, kekuatan dan kelemahan internal. Diharapkan hasil dari rencana stratejik perusahaan dapat mendatangkan keuntungan pada kekuatan dan kesempatan perusahaan meminimasi dan menetralisasi ancaman dan kelemahannya. Dari posisi eksternal, manajemen SDM berada di posisi yang unik untuk memberikan kecerdasan kompetitif yang dapat bermanfaat dalam proses perencanaan stratejik.
SDM berpartisipasi dalam proses formulasi strategi dengan memberikan informasi yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan manusia dalam perusahaan. Contohnya, keputusan IBM tahun 1990 membeli lotus software sebagian disebabkan oleh kesimpulan bahwa sumber dayanya sendiri tidak cukup untuk memungkinkan perusahaan memosisikan diri sebagai pemimpin industry dalam system jaringan, atau paling tidak melakukannya dengan cukup cepat.

Menciptakan system SDM yang berorientasi pada strategi
Terdapat tiga komponen dasar suatu proses SDM.
1.      Professional SDM yang berorientasi pada strategi
2.      Kegiatan dan kebijakan SDM
3.      Kompetensi dan perilaku karyawan

Sistem Kerja Kinerja Tinggi
HPWS adalah satu set kebijakan dan praktik SDM yang memaksimasi kompetensi, komitmen, dan kemampuan karyawan perusahaan. Pada praktiknya, SDM HPWS memberikan hasil superior yang dapat diukur. Yang perlu digaris bawahi, manajer tidak dapat membiarkan SDM tidak dikelola. Kebutuhan HPWS tampak jelas sebagai persaingan global yang semakin intensif ditahun 1990-an. Perusahaan butuh cara untuk mendayagunakan sumber daya manusia mereka dengan lebih baik saat mereka berjuang meningkatkan kualitas, produktivitas dan responsivitas.

Manerjemahkan strategi ke dalam kebijakan dan praktik SDM
Manajemen memformulasikan rencana stratejik. Rencana stratejik tersebut mengimplikasi beberapa persyaratan tenaga kerja, berkaitan dengan keahlian, karakteristik, dan perilaku karyawan yang harus diberikan oleh SDM untuk memberdayakan bisnis agar dapat mencapai tujuan stratejik. Dengan memberikan persyaratan tenaga kerja, manajemen SDM memformulasikan tujuan dari praktik, kebijakan dan strategi SDM pada pencapaian keahlian, karakteristik dan perilaku tenaga kerja. Idealnya manajemen SDM lalu mengidentifikasi ukuran “Score Card” yang dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana inisiatif SDM baru mendukung tujuan stratejik manajemen.

Strategi SDM dalam pelaksanaan: Contoh
Pada tahun 1990-an Einstein Medical melakukan perubahan organisasional. Mereka mengilustrasikan bagaimana perusahaan memformulasikan dan menggunakan strategi SDM untuk melaksanakan stratejik mereka. Banyaknya hambatan yang dilalui membuahkan sebuah kesimpulan yakni, mengimplimentasi beberapa program dan praktik SDM baru adalah jawaban dari semua yang telah dilakukan Einsten Medical. Salah satunya adalah program pelatihan dan komunikasi yang ditujukan untuk memastikan bahwa karyawan memahami dengann baik visi baru perusahaan dan apa yang akan dibutuhkan oleh seluruh karyawan. Hal lain, peningkatan kualitas kerja dengan kata lain hal ini mampu mengembangkan diri karyawan sendiri dalam bekerja. Pengembalian korespondensi juga merupakan kunci lain strategi inisiatif  SDM. 

Pendekatan Human ResourcesScorecard
            Kartu nilai SDM adalah suatu system untuk mengukur efektifitas dan efisiensi fungsi SDM dalam menghasilkan perilaku karyawan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan strategic perusahaan. Kartu ini menunjukkan standar kuantitatif, atau ‘metrik’ yang digunakan perusahaan untuk mengukur aktivitas SDM, dan mengukur perilaku karyawan sebagai hasil dari kegiatan ini, dan mengukur hasil organisasi yang secara strategic relevan dengan perilaku karyawan.
Informasi untuk menciptakan Human ResourcesScorecard
            Untuk menciptakan kartu SDM manajer membutuhkan 3 tipe informasi. Pertama dia harus tahu apa strategi perusahaan. Kedua, manajer harus memahami bagaimana hubungan sebab akibat antara aktivitas SDM, perilaku karyawan, hasil keluaran organisasi, dan kinerja organisasi. Ketiga, manajer harus memiliki ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur semuaaktivitas dan semua hasil yang terlibat, khususnya aktivitas SDM, perilaku karyawan yang muncul, hasil keluaran organisasi yang secara strategic relevan, dan kinerja organisasi.
Menggunakan pendekatan Human ResourcesScorecard
            Ada tujuh tahap dalam penggunaan kartu nilai SDM untuk menciptakan hasil strategikyang beroroentasi pada system SDM, yaitu :
1.      Mendefinisikan strategi bisnis.
Menciptakan strategi yang berorientasi pada system SDM dimulai dengan mengidentifikasikan apa rencana strategic perusahaan. Pada tahap ini manajemen menterjemahkan rencana strategic yang luas ke dalam tujuan strategic spesifik dan dapat digunakan.
2.      Menjabarkan rantai nilai perusahaan
Analisis rantai nilai mengidentifikasikan aktivitas primer yang menciptakan nilai bagi pelanggan dan aktivitas pendukung lainnya. Setiap aktivitas adalah bagian dari proses merancang, memproduksi, memasarkan, dan mengirim sebuah produk atau jasa.menjabarkan rantai nilai perusahaan menunjukkan rantai aktivitas yang sangat penting. Ini dapat menolong manajer memahami lebih baik aktivitas yang mengarahkan kenerja dalam perusahaan mereka. Dengan kata lain, ini adalah alat untuk menvisualisasikan, mengisolasi dan menganalisa aktivitas terpenting dan biaya strategic perusahaan.
3.      Mengidentifikasi keluaran organisasi yang secara strategic dibutuhkan
Setiap perusahaanharus mengahasilkan keluaran yang sangat penting, secara strategic relevan untuk mencapai tujuan srategik.Berdasarkan pemahaman bagaimna computer itu berjalan, dan mungkin dari analisis nilai perusahaaan, dalam tahap ini manajer mengidentifikasikann dan menspesifikasi hasil organisasi yang relevan secara strategic.
4.      Mengidentifikasi perilaku dan kompetensi tenaga kerja yang dibutuhkan
Yang menjasi pertanyaan disini adalah “Apa kompetensidan periklaku karyawan yang harus ditunjukkan oleh karyawanagar perusahaan dapat menghasilkan keluaran organisasi yang relevan secara strategic, dan dapat mencapai tujuan strategic?”.Kompetensi dan perilaku seperti tanggungjawab pribadi, bekerja secara proaktif, motivasi, perilaku menghargai, dan komitmen menghasilkan keluaran organisasi yang relevan secara strategic, dan mengarahkan kinerja organisasi.
5.      Mengidentikasi aktivitas dan kebijakan system SDM yang relevan secara strategic
Saat manajer SDM tahu aktivitas dan perilaku karyawan yang dibutuhkan, dia dapat mengubah tugas pengidentifikasian kebijakan dan aktivitas SDM yang akan membantu menghasilkan perilaku dan kompetensi karyawan ini. Contohnya, semua perusahaan bekinerja tinggi cenderung menggunakan pembayaran insentif. Bagaimanapun, apa bentuk pembayaran insentif yang tepat, yang harus dilakukan oleh perusahaan? Apa perilaku spesifik yang ingin didorong? Sipa yang akan memutuskan jika seseorang mendapatkan pembayaran insentif? Berpa persen dari tital gaji besarnya insentif tersebut?. Dengan kata lain, untuk mencapai perbaikan kinerja orgasisasi, manajemen SDM harus menggabungkansistem SDM (praktik dan kebijakan SDM) dengan kebutuhan strategik spesifik perusahaan.
6.      Mendesain system pengukuran kartu nilai SDM
Pengukuran seperti ini melakukan dua funsi. Pertama, untuk menskalakan sehingga manajer dapat menguantifikasi setiap keluaran organisasi, dan kompetensi karyawan, serta kebijakan/aktivitas SDM, pengukuran ini dapat membantu perusahaan dan manajer SDM menilai kinerja SDM secara jelas dan kuantitatif. Kedua, pengukuran dapat membantu manajer SDM membangun situasi bisnis yang persuasif dan terukur untuk bagaimana SDM berkontribusi mencapai tujuan keuangan strategic perusahaan.
7.      Evaluasi secara periodik system pengukuran
Manajer SDM tidak dapat mengasumsikan bahwa berbagai ukuran dan keterkaitan kartu nilai SDM akan selalu sama. Mungkin pengurangan keluhan tidak memiliki pengaruh yang diasumsikan pada peningkatan semangat. Mungkin perusahaan harus mengurasi beberapa ukuran karyawan dalam cakupan luas perusahaan seperti pelayanan pelanggan dimeja depan dan menambahkan yang baru. Dalam situasi apapun, manajer SDM harus mengevaluasi secara periodic ukuran dan hubungan, untuk memastikan semuanya masih valid.

Selengkapnya : http://pusatdatamakalah.blogspot.co.id/2016/06/tantangan-stratejik-sdm-12.html