Peran
strategik SDM
Keterliban manajer SDM
dalam perencanaan strategik, sering kali terdapat perbedaan antara penulis
dengan apa yang dilakukan oleh CEO. Seorang penulis mengatakan bahwa masukan
dari SDM professional sangat penting: mereka mengidentifikasikan masalah yang
sangat penting berkaitan dengan strategi bisnis perusahaan, dan meramalkan
halangan potensial untuk meraih sukses. Namun hal ini berbeda ketika Rick
Wagner mengambil alih fungsi sebagai CEO General Motor. Wagner menyusun sebuah
komite senior eksekutif (the “Automatic
Strategies Board”). Komite ini memasukan tiga unsur penting yakni, Kepala
urusan keuangan, kepala urusan informasi, dan wakil direktur SDM.
Studi dari Universitas
Michigan menyimpulkan bahwa kinerja tiggi SDM professional perusahaan
mengidentifikasikan masalah manusia yang sangkat penting bagi strategi bisnis
dan membantu membangun dan melaksanakan strategi.
Menurut survey hanya
separuh dari manajer senior SDM dilibatkan dalam pengembangan rencana bisnis
perusahaan. Seperti asumsi manajer SDM mengenai tanggung jawab yang lebih besar
dari perencanaan strategik, mereka harus mempelajari keahlian SDM baru. Ini
tidak hanya berarti keahlian teknis yang berkaitan dengan aktivitas seperti
seleksi dan pelatihan. Manajer SDM akan butuh pemahaman yang baik tentang
nilai-nilai yang membentuk rencana perusahaan.
Peran
SDM dalam melaksanakan strategi
Melaksanakan strategi
merupakan inti dari pekerjaan perencanaan strategik manajer SDM. Seperti the riverbanks for a boat steming up a water
way, strategi dan kebijakan fungsional perusahaan membentuk batasan luas
yang menentukan apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh manajer
fungsional, dan memberikan satu set perangkat apa yang boleh dilakukan oleh
manajer fungsional.
Aturan dasarnya adalah
aktivitas, kebijakan, dan strategi departemen SDM harus masuk akal berkaitan
dengan strategi kompetitif dan korporasi perusahaan. Strategi SDM Dell—meja
penolong basis web, yang memusatkan biro pelayanan intranet SDM—menolong
perusahaan melaksanakan strategi biaya rendah Dell dengan lebih baik.
Manajemen SDM mendukung
implementasi strategi dengan cara yang berbeda. Comtoh, SDM memberikan arahan
pelaksanaan pada sebagian besar pendetailan dan penstrukturan kembali strategi
perusahaan, dengan menempatkan mantan karyawan, rencana menginstitusional
pembayaran terhadap kinerja, mengurangi biaya perawatan kesehatan, dan
memberikan pelatihan ulang karyawan.
Peran
SDM dalam formulasi strategi
SDM membantu manajemen
puncak memformulasikan strategi dalam berbagai cara. Contohnya, formulasi
rencana stratejik perusahaan di satu sisi membutuhkan identifikasi, analisis,
dan keseimbangan antara kesempatan dan ancaman dari luar perusahaan dan disisi
lai, kekuatan dan kelemahan internal. Diharapkan hasil dari rencana stratejik
perusahaan dapat mendatangkan keuntungan pada kekuatan dan kesempatan
perusahaan meminimasi dan menetralisasi ancaman dan kelemahannya. Dari posisi
eksternal, manajemen SDM berada di posisi yang unik untuk memberikan kecerdasan
kompetitif yang dapat bermanfaat dalam proses perencanaan stratejik.
SDM berpartisipasi
dalam proses formulasi strategi dengan memberikan informasi yang berkaitan
dengan kekuatan dan kelemahan manusia dalam perusahaan. Contohnya, keputusan
IBM tahun 1990 membeli lotus software sebagian disebabkan oleh kesimpulan bahwa
sumber dayanya sendiri tidak cukup untuk memungkinkan perusahaan memosisikan
diri sebagai pemimpin industry dalam system jaringan, atau paling tidak
melakukannya dengan cukup cepat.
Menciptakan system SDM
yang berorientasi pada strategi
Terdapat tiga komponen
dasar suatu proses SDM.
1.
Professional SDM yang berorientasi pada
strategi
2.
Kegiatan dan kebijakan SDM
3.
Kompetensi dan perilaku karyawan
Sistem Kerja Kinerja
Tinggi
HPWS adalah satu set
kebijakan dan praktik SDM yang memaksimasi kompetensi, komitmen, dan kemampuan
karyawan perusahaan. Pada praktiknya, SDM HPWS memberikan hasil superior yang
dapat diukur. Yang perlu digaris bawahi, manajer tidak dapat membiarkan SDM
tidak dikelola. Kebutuhan HPWS tampak jelas sebagai persaingan global yang
semakin intensif ditahun 1990-an. Perusahaan butuh cara untuk mendayagunakan
sumber daya manusia mereka dengan lebih baik saat mereka berjuang meningkatkan
kualitas, produktivitas dan responsivitas.
Manerjemahkan
strategi ke dalam kebijakan dan praktik SDM
Manajemen
memformulasikan rencana stratejik. Rencana stratejik tersebut mengimplikasi
beberapa persyaratan tenaga kerja, berkaitan dengan keahlian, karakteristik,
dan perilaku karyawan yang harus diberikan oleh SDM untuk memberdayakan bisnis
agar dapat mencapai tujuan stratejik. Dengan memberikan persyaratan tenaga
kerja, manajemen SDM memformulasikan tujuan dari praktik, kebijakan dan strategi
SDM pada pencapaian keahlian, karakteristik dan perilaku tenaga kerja. Idealnya
manajemen SDM lalu mengidentifikasi ukuran “Score Card” yang dapat digunakan
untuk mengukur sejauh mana inisiatif SDM baru mendukung tujuan stratejik
manajemen.
Strategi SDM dalam
pelaksanaan: Contoh
Pada tahun 1990-an
Einstein Medical melakukan perubahan organisasional. Mereka mengilustrasikan
bagaimana perusahaan memformulasikan dan menggunakan strategi SDM untuk
melaksanakan stratejik mereka. Banyaknya hambatan yang dilalui membuahkan
sebuah kesimpulan yakni, mengimplimentasi beberapa program dan praktik SDM baru
adalah jawaban dari semua yang telah dilakukan Einsten Medical. Salah satunya
adalah program pelatihan dan komunikasi yang ditujukan untuk memastikan bahwa
karyawan memahami dengann baik visi baru perusahaan dan apa yang akan
dibutuhkan oleh seluruh karyawan. Hal lain, peningkatan kualitas kerja dengan
kata lain hal ini mampu mengembangkan diri karyawan sendiri dalam bekerja.
Pengembalian korespondensi juga merupakan kunci lain strategi inisiatif SDM.
Pendekatan Human ResourcesScorecard
Kartu nilai SDM adalah suatu system
untuk mengukur efektifitas dan efisiensi fungsi SDM dalam menghasilkan perilaku
karyawan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan strategic perusahaan. Kartu ini
menunjukkan standar kuantitatif, atau ‘metrik’ yang digunakan perusahaan untuk
mengukur aktivitas SDM, dan mengukur perilaku karyawan sebagai hasil dari
kegiatan ini, dan mengukur hasil organisasi yang secara strategic relevan
dengan perilaku karyawan.
Informasi untuk menciptakan Human
ResourcesScorecard
Untuk menciptakan kartu SDM manajer
membutuhkan 3 tipe informasi. Pertama dia harus tahu apa strategi perusahaan.
Kedua, manajer harus memahami bagaimana hubungan sebab akibat antara aktivitas
SDM, perilaku karyawan, hasil keluaran organisasi, dan kinerja organisasi.
Ketiga, manajer harus memiliki ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur
semuaaktivitas dan semua hasil yang terlibat, khususnya aktivitas SDM, perilaku
karyawan yang muncul, hasil keluaran organisasi yang secara strategic relevan,
dan kinerja organisasi.
Menggunakan pendekatan Human
ResourcesScorecard
Ada tujuh tahap dalam penggunaan
kartu nilai SDM untuk menciptakan hasil strategikyang beroroentasi pada system
SDM, yaitu :
1.
Mendefinisikan strategi bisnis.
Menciptakan
strategi yang berorientasi pada system SDM dimulai dengan mengidentifikasikan
apa rencana strategic perusahaan. Pada tahap ini manajemen menterjemahkan
rencana strategic yang luas ke dalam tujuan strategic spesifik dan dapat
digunakan.
2.
Menjabarkan rantai nilai perusahaan
Analisis
rantai nilai mengidentifikasikan aktivitas primer yang menciptakan nilai bagi
pelanggan dan aktivitas pendukung lainnya. Setiap aktivitas adalah bagian dari
proses merancang, memproduksi, memasarkan, dan mengirim sebuah produk atau
jasa.menjabarkan rantai nilai perusahaan menunjukkan rantai aktivitas yang
sangat penting. Ini dapat menolong manajer memahami lebih baik aktivitas yang
mengarahkan kenerja dalam perusahaan mereka. Dengan kata lain, ini adalah alat
untuk menvisualisasikan, mengisolasi dan menganalisa aktivitas terpenting dan
biaya strategic perusahaan.
3.
Mengidentifikasi keluaran organisasi
yang secara strategic dibutuhkan
Setiap
perusahaanharus mengahasilkan keluaran yang sangat penting, secara strategic
relevan untuk mencapai tujuan srategik.Berdasarkan pemahaman bagaimna computer
itu berjalan, dan mungkin dari analisis nilai perusahaaan, dalam tahap ini
manajer mengidentifikasikann dan menspesifikasi hasil organisasi yang relevan
secara strategic.
4.
Mengidentifikasi perilaku dan kompetensi
tenaga kerja yang dibutuhkan
Yang
menjasi pertanyaan disini adalah “Apa kompetensidan periklaku karyawan yang
harus ditunjukkan oleh karyawanagar perusahaan dapat menghasilkan keluaran
organisasi yang relevan secara strategic, dan dapat mencapai tujuan
strategic?”.Kompetensi dan perilaku seperti tanggungjawab pribadi, bekerja
secara proaktif, motivasi, perilaku menghargai, dan komitmen menghasilkan
keluaran organisasi yang relevan secara strategic, dan mengarahkan kinerja
organisasi.
5.
Mengidentikasi aktivitas dan kebijakan
system SDM yang relevan secara strategic
Saat
manajer SDM tahu aktivitas dan perilaku karyawan yang dibutuhkan, dia dapat
mengubah tugas pengidentifikasian kebijakan dan aktivitas SDM yang akan
membantu menghasilkan perilaku dan kompetensi karyawan ini. Contohnya, semua
perusahaan bekinerja tinggi cenderung menggunakan pembayaran insentif.
Bagaimanapun, apa bentuk pembayaran insentif yang tepat, yang harus dilakukan
oleh perusahaan? Apa perilaku spesifik yang ingin didorong? Sipa yang akan
memutuskan jika seseorang mendapatkan pembayaran insentif? Berpa persen dari
tital gaji besarnya insentif tersebut?. Dengan kata lain, untuk mencapai
perbaikan kinerja orgasisasi, manajemen SDM harus menggabungkansistem SDM
(praktik dan kebijakan SDM) dengan kebutuhan strategik spesifik perusahaan.
6.
Mendesain system pengukuran kartu nilai
SDM
Pengukuran
seperti ini melakukan dua funsi. Pertama, untuk menskalakan sehingga manajer
dapat menguantifikasi setiap keluaran organisasi, dan kompetensi karyawan,
serta kebijakan/aktivitas SDM, pengukuran ini dapat membantu perusahaan dan
manajer SDM menilai kinerja SDM secara jelas dan kuantitatif. Kedua, pengukuran
dapat membantu manajer SDM membangun situasi bisnis yang persuasif dan terukur
untuk bagaimana SDM berkontribusi mencapai tujuan keuangan strategic
perusahaan.
7.
Evaluasi secara periodik system
pengukuran
Manajer
SDM tidak dapat mengasumsikan bahwa berbagai ukuran dan keterkaitan kartu nilai
SDM akan selalu sama. Mungkin pengurangan keluhan tidak memiliki pengaruh yang
diasumsikan pada peningkatan semangat. Mungkin perusahaan harus mengurasi
beberapa ukuran karyawan dalam cakupan luas perusahaan seperti pelayanan
pelanggan dimeja depan dan menambahkan yang baru. Dalam situasi apapun, manajer
SDM harus mengevaluasi secara periodic ukuran dan hubungan, untuk memastikan
semuanya masih valid.
Selengkapnya : http://pusatdatamakalah.blogspot.co.id/2016/06/tantangan-stratejik-sdm-12.html
Selengkapnya : http://pusatdatamakalah.blogspot.co.id/2016/06/tantangan-stratejik-sdm-12.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar