Unsur utama proses manajemen
pemasaran adalah strategi dan rencana pemasaran yang mendalam dan kreatif yang
dapat memandu kegiatan pemasaran.
Pengembangan strategi yang benar sepanjang waktu memerlukan disiplin dan
fleksibilitas.
Pemasaran dan Nilai Pelanggan
Memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen adalah inti pemasaran. Sasaran dari setiap bisnis adalah
menghantarkan nilai pelanggan untuk menghasilkan laba. Dalam ekonomi yang
sangat kompetitif, dengan semakin banyaknya pembeli rasional yang dihadapkan
dengan segudang pilihan, perusahaan hanya dapat meraih kemenagan dengan
melakukan proses penghantaran nilai yang bagus serta memilih, menyediakan, dan
mengomunikasikan nilai yang unggul
Proses
Penghantaran Nilai
Pemasaran
tradisional memandang bahwa perusahaan membuat sesuatu dan kemudian
menjualnya. Pandangan proses bisnis baru
menempatkan pemasaran pada awal
perencanaan. Sekarang perusahaan melihat
diri mereka sebagai bagian dari proses penghantaran nilai.
Urutan penciptaan dan penghantaran nilai dapat dibagi
menjadi tiga fase. Fase pertama, memilih nilai, merepresentasikan
“pekerjaan rumah” pemasaran yang harus dilakukan sebelum produk dibuat. Staf
pemasaran harus mensegmentasikan pasar, memilih sasaran pasar yang tepat,
dan mengembangkan penawaran positioning nilai. Rumus “segmentasi,
penentuan sasaran, positioning (STP)” adalah inti dari pemasaran strategis. Fase
kedua adalah menyediakan nilai. Pemasaran harus menentukan fitur
produk tertentu, harga dan distribusi. Tugas dalam fase
ketiga adalah mengomunikasikan nilai dengan mendayagunakan tenaga
penjualan, promosi penjualan, iklan dan sarana komunikasi lain untuk
mengumumkan dan mempromosikan produk. Setiap fase nilai ini mempunyai implikasi
biaya.
Rantai
Nilai
Menurut
Michael Porter dari Harvard, rantai nilai (value chain) di gunakan sebagai alat untuk
mengidentifikasi cara menciptakan lebih banyak nilai pelanggan. Setiap
perusahaan merupakan sintetis dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan untuk
merancang, memproduksi, memasarkan, menghantarkan dan mendukung produknya.
Rantai
nilai mengidentifikasi sembilan kegiatan yang secara strategis relevan – lima
kegiatan primer dan empat kegiatan pendukung – yang menciptakan nilai dan biaya
dalam bisnis yang spesifik.
Kegiatan
primer adalah (1) logistik ke dalam atau memasukkan bahan dalam bisnis; (2)
operasi akhir atau mengubah bahan menjadi produk akhir; (3) logistik ke luar
atau mengirimkan produk akhir; (4) memasarkan produk, yang meliputi penjualan;
dan (5) memberikan layanan produk.
Kegiatan
pendukung – mencakup (1) pengadaan; (2) pengembangan teknologi; (3) manajemen
sumber daya manusia; (4) infrastruktur perusahaan – ditangani oleh departemen
khusus. Infrastruktur perusahaan mencakup biaya manajemen umum, perencanaan,
keuangan, akuntansi, hukum, dan hubungan pemerintah.
Sesungguhnya
keberhasilan perusahaan tidak hanya bergantung pada seberapa baik kinerja
setiap departemen, tetapi juga pada seberapa baik perusahaan mengkoordinasikan
kegiatan departemen untuk melaksanakan proses bisnis inti. Proses bisnis inti
ini meliputi:
1. Proses mengindera pasar
: Semua kegiatan untuk mengumpulkan intelejen pasar,
menyebarkan dalam organisasi, dan menindaklanjuti informasi.
2. Proses realisasi
penawaran baru : Semua kegiatan dalam meneliti,
mengembangkan, dan meluncurkan penawaran berkualitas tinggi yang baru dengan
cepat dan sesuai anggaran.
3. Proses akuisisi
pelanggan : Semua kegiatan dalam mendefinisikan
pasar sasaran dan mencari calon pelanggan baru.
4. Proses manajemen
hubungan pelanggan : Semua kegiatan dalam membangun
pemahaman, hubungan dan penawaran yang lebih mendalam dengan pelanggan
perorangan.
5. Proses manajemen
pemenuhan : Semua kegiatan dalam menerima dan
menyetujui pesanan, mengirimkan barang tepat waktu, dan mengambil pembayaran.
Kompetensi
Inti
Kunci
dari Kompetensi Inti adalah memiliki serta memelihara sumber daya dan kemampuan
utama yang merupakan inti dari setiap usaha. Suatu kemampuan inti memiliki tiga
karakteristik, yaitu:
1.
Kompetensi inti merupakan sumber keunggulan kompetitif karena memberi sumbangan
besar pada manfaat anggapan pelanggan.
2. Kompetensi inti dapat diterapkan pada
berbagai pasar.
3. Kompetensi inti sulit ditiru pesaing.
Keunggulan
kompetitif juga tumbuh bagi perusahaan yang memiliki kemampuan yang berbeda.
Kompetensi inti mengacu pada bidang keahlian teknis dan produksi khusus,
sedangkan kemampuan yang berbeda menggambarkan kesempurnaan dalam proses bisnis
yang lebih luas.
Pengaturan
kembali sebuah bisnis mungkin diperlukan untuk memaksimalkan kompetensi inti.
Pengaturan kembali mempunyai tiga tahap:
1. Mendefinisikan (ulang) konsep bisnis atau
“ide besar”.
2. Membentuk (ulang) lingkup bisnis.
3. Memposisikan (ulang) identitas merek usaha
Orientasi
Pemasaran
Holistik dan Nilai Pelanggan
Pengintegrasian kegiatan eksplorasi nilai, penciptaan
nilai, dan penghantaran nilai dengan tujuan membantu hubungan jangka panjang.
Pemasar holistik meraih keberhasilan lewat pengelolaan
rantai nilai unggul yang menghantarkan tingkat kualitas produk, layanan, dan
kecepatan tinggi.
1. Memperluas pangsa pelanggan.
2. Membangun loyalitas pelanggan.
3. Menangkap nilai seumur hidup pelanggan
Kerangka kerja pemasaran holistik dirancang untuk
menghantarkan 3 pertanyaan kunci manajemen :
1. Eksplorasi nilai- bagaimana perusahaan
dapat mengindentifikasi peluang nilai
baru?
◦
Menemukan
peluang baru adalah masalah memahami hubungan antara 3 ruang :
◦
Ruang
kognitif pelanggan
Kebutuhan partisipasi, stabilitas, kebebasan, dan
perubahan.
◦
Ruang
kompetensi perusahaan
Lingkup bisnis terfokus
◦
Ruang
sumber daya kolaborator
Kemitraan, kemampuan mengeksploitasi peluang pasar
2. Penciptaan
nilai- bagaimana perusahaan dapat menciptakan penawaran nilai baru yang
lebih menjanjikan secara efisien?
◦
Pengidentifikasian
manfaat pelanggan baru dari pandangan pelanggan
◦
Pemanfaatan
kompetensi inti dari wilayah bisnisnya
◦
Pemilihan
serta pengelolaan mitra bisnis dari jaringan kolaborasinya
3. Penghantaran nilai- bagaimana
perusahaan dapat menggunakan kapabilitas dan infrastrukturnya untuk
menghantarkan penawaran nilai baru secara lebih efisien.
◦
Melakukan
investasi penting dalam infrastruktur dan kemampuan
◦
Perusahaan
memiliki kecakapan dalam hal manajemen hubungan pelanggan, manajemen sumber
daya internal, dan manajemen kemitraan bisnis.
Peran Sentral Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis berperan aktif dalam menunjang
kelancaran usaha suatu perusahaan. Tiga
bidang utama atau area kunci dalam perencanaan strategik yang harus mendapat
prioritas oleh pemasar adalah :
1.
Mengelola bisnis perusahaan sebagai portofolio investasi
2.
Menilai kekuatan setiap bisnis dengan mempertimbangkan tingkat
pertumbuhan pasar dan posisi perusahaan
3.
Menyesuaikan diri dengan pasar serta menentukan strategi.
Untuk setiap bisnis,
perusahaan harus mengembangkan rencana stratejik untuk mencapai tujuan jangka
panjang. Kebanyakan perusahaan besar terdiri dari empat tingkat Organisasi :
1.
Tingkat Korporat : bertanggung jawab merancang strategi korporat
untuk panduan seluruh perusahaan,
berwenang dalam penentuan dan alokasi sumber daya divisi serta menilai bisnis mana yang akan di eliminasi atau
dikembangkan
2.
Tingkat Divisi : menentukan rencana alokasi dana tiap unit bisnis dalam divisi
3.
Tingkat Unit Bisnis : menentukan rencana strategis untuk menghantarkan
unit bisnis menuju masa depan yang menguntungkan