Tantangan
terpenting yang harus dihadapi manajemen sumber daya manusia selalu berkaitan
dengan rencana sratejik perusahaan. Rencana stratejik sendiri memiliki
pengertian, yaitu rencana agar perusahaan dapat menyesuaikan kekuatan dan
kelemahan internal dengan kesempatan dan ancaman dari luar dalam rangka
memelihara keuntungan kompetitif. Tugas manajemen selanjutnya adalah
memformulasikan strategi khusus. Dimana strategi ini berfungsi membawa
perusahaan dari tempat berpijak saat ini menuju tempatnya ingin berada. Contoh
dari rencana stratejik misalnya mengharuskan peningkatan kualitas produk
perusahaan.
Manajer
SDM harus memikirkan tiga tantangan mendasardalam memformulasikan strategi SDM
mereka. Ketiga tantangan tersebut, yaitu:
a. Keharusan
mendukung produktivitas dan upaya peningkatan kinerja perusahaan. Hal ini
dikarenakan adanya globalisasi ekonomi dunia yang menyebabkan adanya kompetisi
tinggi sehingga dibutuhkan peningkatan kinerja secara terus menerus.
b. Karyawan
memainkan peran yang makin luas dalam usaha perbaikan kinerja perusahaan. Oleh
karena itu, seluruh elemen yang berhubungan dengan kinerja tinggi membutuhkan
komitmen dan kompetensi karyawan tingkat tinggi.
Kedua tantangan diatas
menunjukan bahwa focus perhatian SDM adalah mendorong kemampuan kompetitif
dengan mengelola kinerja karyawan dengan membangun organisasi kinerja tinggi
dan terukur
c. SDM
harus terlibat lebih jauh dalam mendesain-tidak hanya melaksanakan-rencana
stratejik perusahaan.
Dalam memformulasikan
strategi, manajemen puncak butuh masukan dari para manajer yang bertanggung
jawab mempekerjakan, memberikan pelatihan, dan kompensasi pada karyawan
perusahaan.
1. Proses
Manajemen Stratejik
Manajemen stratejik
termasuk fase implementasi. Ini merupakan proses pengidentifikasian dan
pelaksanaan misi organisasi, dengan menyesuaikan kemampuan perusahaan dan
tuntutan lingkungannya. Sedankan, perencanaan stratejik adalah bagian dari
proses manajemen stratejik perusahaan. Dalam rasa yang paling sederhana,
perencanaan adalah sederhana: memutuskan dalam bisnis apa Anda sekarang dan di bisnis mana Anda ingin
berada, memformulasikan strategi untuk mencapainya, dan melaksanakan rencana
Anda. Perencanaan stratejik mencakup beberapa hal seperti terlihat pada gambar.
Tahap 1: Mengidentifikasi
Bisnis dan Misi
Para
ahli manajeme menggunakan istilah visi dan misi untuk membantu mendefinisikan
bisnis prusahaan saat ini dan di masa depan. Visi cenderung lebih luas dan
lebih berorientasi ke depan daripada misi. Visi adalah pernyataan umum tentang
tujuan yang direncanakan yang merupakan sumber perasaan emosional anggota
organisasi. Sedangkan, misi tersedia untuk mengomunikasikan siapa perusahaan
tersebut, apa yang dilakukannya, dan di mana dia dapat memimpin. Misi
perusahaan lebih spesifik dan jangka pendek.
Tahap
2: Menghadirkan Audit Eksternal dan Internal
Hal
mendasar dari rencana stratejik adalah memilih arah tindakan perusahaan yang
masuk akal, berkaitan dengan kesempatan dan ancaman eksternal yang dihadapi
perusahaan dan kekuatan serta kelemahan internal yang dimiliki. Untyk
memfasilitasi audit internal dan eksternal, banyak manajer yang menggunakan
analisis SWOT untuk mengkonversi dan mengorganisasikan proses ientifikasi
Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, dan Ancaman perusahaan.
Tahap
3: Menerjemahkan Misi dan Tujuan Stratejik
Mengevaluasi
dan bertindak melalui kerja sama public dan swasta untuk meningkatkan sistem
energy adalah satu hal; mengoperasikan misi tersebut bagi para manajer adalah
hal lain, manajer perusahaan butuh tujuan stratejik jangka panjang. Manajer
membutuhkan tujuan yang spesifik, yang mencangkup wilayah memapankan nilai
pemegang saham melalui peningkatan niai persaham; melanjutkan komitmen untuk
membangun balance sheet yang kuat;
dan menyeimbangkan bisnis melalui pelanggan, produk, dan wilayah geografis.
Tahap
4: Memformulasikan Strategi untuk Mencapai Tujuan
Stratejik
Strategi perushaan adalah jembatan penghubung perusahaan berada sekarang dengan
di mana perusahaan ingin berda di masa depan. Strategi merupakan rencana
jangkan panjang perusahaan mengenai bagaimana perusahaan akan menyeimbangkan
kekuatan dan kelemahannya, kesempatan eksternal dan ancaman yang dihadapinya
untuk menjaga keuntungan kompetitif. Pemahan dan komitmen terhadap strategi
membantu perusahaan memastikan karyawan membuat keputusan yang konsisten dengan
kebutuhan perusahaan.
Tahap
5: Implementasi Tindakan
Implmentasi
strategi melibatkan penggunaan dan pengaplikasian seluruh fungsi manajemen,
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, memimpin, dan pengontrol.
Tahap
6: Evaluasi Kinerja
Strategi
perusahaan tidaklah selalu berhasil. Mengelola strategi merupakan proses yang
terus berlanjut. Pesaing akan memperkenalkan produk dan inovasi baru yang akan
mengurangi kebutuhan terhadap beberapa jenis produk tertentu tetapi akan
menambah kebutuhan pada produk tertentu lain. Pentignya control startejik
adalah menjaga strategi perusahaan agar tetap mengikuti perkembangan zaman. Ini
merupakan proses evaluasi keajuan yang dicapai melalui tujuan-tujuan stratejik
dan melakukan tindakan korektif yang diperlukan. Tugas manajemen adalah
mengawasi tingkat kesesuaian perusahaan dengan tujuan stratejik dan
mempertanyakan mengapa terjadi evaluasi.
2.
Jenis Perencanaan Stratejik
Perusahan yang terdiri
dari beberapa bisnis membutuhkan strategi tingkat korporasi. Strategi pada
tingkat korporasi mengidentifikasi portofolio bisnis secara kseluruhan ,
terdiri dari perusahaan dan cara berhubungan satu sama lain. Misalnya saja,
strategi diversifikasi perusahaan memberikan dampak perusahaan akan diperlukan
dengan menambah jalur produk baru. Strategi integrasi vertical berarti
memperluas perusahaan dengan memproduksi bahan mentah sendiri atau menjual
produknya secara langsung dan lain sebagainya. Konsolidasi mengurangi ukuran
perusahaan dan perluasaan geografis.
Pada perusahaan yang
tingkatnya lebih rendah biasanya butuh
strategi kompetitif/tingkat bisnis. Strategi ini mengidentifikasi bagaimana
membangun dan memperkuat posis kompetitif jangka pangjang di pasar.
Pada dasarnya setiap
perusahaan pasti mencari keuntungan kompetitif. Keuntungan kompetitif sendiri
memiliki pengertian semua factor yang memungkinkan organisasi
mendiferensiasikan produk atau jasa dari produk dan jasa pesaing untuk
meningkatkan persentasi pangsa pasar. Biasanya perusahaan menggunakan beberapa
strategi kompetitif untuk mencapai keuntungan tersebut. Beberapa strategi
tersebut adalah:
a.
Kepemimpinan berbiaya rendah
Orientasi
bisnis adalh menjadi industry dengan biaya rendah.
b.
Diferensial
Perusahaan
berupaya berdeda dari yang lain dalam industry pada aspek yang dinilai tinggi
oleh pembeli.
c.
Strategi fungsional
Serangkaian
tindakan mendasar yang harus diikuti oleh setiap departemen untuk membantu
bisnis mencapai tujuan kompetitif.
3.
Pencapaian Kesesuaian Stratejik
Michael Porter, seorang
ahli perencanan stratejik menekankan pandangan “kesesuaian”. Dia mengatakan
bahwa semua aktivitas perusahaan harus dirangkai untuk atau sesuai dengan
strateginya, dengan memastikan bahwa strategi fungsional perusahaan mendukung
strategi korporasi dan kompetitif. Karena melalui keseuaian itualah perusahaan
akan lebih tertata strategi perusahaannya. Namun, menurut ahli strategi Gary
Hamel dan C.K Prahalad, terlalu memikirkan kesesuaian dapat membatasi
pertumbuhan. Mereka mengajuka argumentasi “perenggangan”. Argumentasi ini
menjelaskan bahwa sumber daya yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi mampu
memberikan tambahan pada apa yang telah dimiliki dan akan melalukan lebih
dengan apa yang miliki.
4.
SDM dan Keuntungan Kompetitif
Strategi kompetitif dapat
dikatakan efektif apabila perusahaan memiliki satu atau lebih keuntungan
kompetitif. Keuntungan kompetitif tersebut dapat berupa berbagai macam bentuk,
tergantung adari jenis perusahaan itu sendiri. Biasanya keuntungan kompetitif
itu berupa orang atau karyawan yang dimiliki serta sistem manajemen perusahaan.
5.
Manajemen SDM Stratejik
SDM stratejik mengacu
pada serangkaian tindakan spesifik manajemen SDM yang didorong oleh perusahaan
untuk mencapai tujuan. Selain itu, tujuan terpenting dari strategi SDM adalah
membangun karyawan yang memiliki komitmen, terutama dalam lingkungan tanpa
serikat kerja. Manajemen sumber daya manusia stratejik berarti memformulasikan
dan melaksanakan sistem SDM mencangkup kebijakan dan aktivitas yang
menghasilkan kompetensi dan perilaku karyawan yang dibutuhkan perusahaan untuk
meraih tujuan stratejik. Berikut ilustrasi berbagai keterkaitan antara strategi
SDM dan rencana stratejik perusahaan dan hasilnya.